Apakah Hacktivism Termasuk dalam Kategori Teknohack?
Dalam dunia digital yang semakin terhubung, kita sering mendengar berbagai istilah yang berhubungan dengan keamanan dan peretasan, salah satunya adalah hacktivism. Istilah ini merujuk pada praktik peretasan yang dilakukan untuk tujuan politis, sosial, atau aktivisme, yang berbeda dengan peretasan biasa yang biasanya bertujuan untuk keuntungan pribadi atau finansial. Sementara itu, istilah teknohack lebih sering digunakan untuk menggambarkan peretasan yang terjadi dalam ranah teknologi secara lebih luas. Namun, apakah hacktivism bisa dimasukkan dalam kategori teknohack? Artikel ini akan membahas keduanya, serta hubungan antara hacktivism dan teknohack.
Apa Itu Hacktivism?
Hacktivism adalah kombinasi antara “hacker” dan “aktivisme”, yang merujuk pada penggunaan keterampilan peretasan untuk mendukung tujuan politik, sosial, atau keadilan. Hacktivism dilakukan oleh individu atau kelompok yang ingin mengungkapkan pendapat atau memprotes kebijakan atau tindakan yang mereka anggap tidak adil dengan menggunakan teknologi.
Para hacktivist (sebutan untuk pelaku hacktivism) dapat melakukan berbagai bentuk tindakan, mulai dari mengakses dan mendistribusikan data sensitif, merusak situs web (defacing), hingga melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) untuk membuat situs atau layanan tertentu tidak dapat diakses. Salah satu contoh terkenal dari hacktivism adalah kelompok Anonymous, yang terkenal karena melakukan serangan siber terhadap berbagai lembaga atau pemerintah untuk tujuan-tujuan sosial dan politik.
Apa Itu Teknohack?
Teknohack adalah istilah yang lebih luas yang mencakup berbagai teknik dan metode peretasan yang berfokus pada eksploitasi kelemahan dalam perangkat keras, perangkat lunak, dan sistem teknologi lainnya. Teknohack bisa dilakukan untuk berbagai tujuan, mulai dari keuntungan pribadi dan finansial hingga motivasi politis atau sosial. Dalam konteks ini, teknohack lebih menekankan pada teknik atau tools yang digunakan dalam peretasan, bukan pada tujuan atau motivasi peretas.
Serangan teknohack bisa beragam, mulai dari pencurian data pribadi, peretasan jaringan untuk mendapatkan kontrol terhadap sistem, hingga penggunaan malware atau ransomware untuk menuntut uang tebusan. Oleh karena itu, teknohack bisa mencakup serangan yang dilakukan oleh individu atau kelompok dengan tujuan apa pun, baik itu pribadi, finansial, atau politis.
Apakah Hacktivism Termasuk Dalam Kategori Teknohack?
Meskipun hacktivism dan teknohack sama-sama melibatkan peretasan, keduanya memiliki perbedaan mendasar dalam hal motivasi dan tujuan. Meskipun hacktivism dapat dianggap sebagai bentuk teknohack, terdapat beberapa perbedaan penting yang harus diperhatikan:
- Tujuan dan Motivasi
- Hacktivism dilakukan untuk tujuan politis atau sosial. Para hacktivist menggunakan teknik peretasan untuk menyuarakan pendapat mereka atau memprotes tindakan atau kebijakan tertentu. Contohnya termasuk serangan terhadap pemerintah atau perusahaan besar yang dianggap tidak adil atau korup.
- Teknohack, di sisi lain, lebih fokus pada metode peretasan itu sendiri dan tidak selalu berkaitan dengan tujuan sosial atau politis. Teknohack bisa digunakan untuk keuntungan pribadi (seperti pencurian data atau informasi) atau bahkan untuk eksploitasi teknis yang tidak terkait dengan kepentingan politis atau sosial.
- Keterlibatan Aktivisme Sosial atau Politis
- Hacktivism selalu melibatkan suatu bentuk aktivisme sosial atau politis. Tindakan peretasan yang dilakukan oleh hacktivist biasanya dirancang untuk menarik perhatian pada isu-isu tertentu, seperti hak asasi manusia, kebebasan berbicara, atau transparansi pemerintah.
- Teknohack tidak selalu berorientasi pada tujuan tersebut. Sebuah serangan teknohack mungkin dilakukan hanya untuk menguji keamanan, melakukan eksploitasi, atau mendapatkan keuntungan tanpa ada motivasi sosial atau politis.
- Legalitas dan Dampak Sosial
- Meskipun hacktivism biasanya dilakukan untuk mendukung suatu tujuan yang dianggap mulia atau adil, banyak serangan hacktivism yang tetap ilegal dan dapat menimbulkan kerugian yang signifikan, baik bagi individu maupun organisasi yang diserang. Meskipun demikian, pelaku hacktivism sering kali merasa bahwa tindakan mereka adalah bentuk perlawanan yang sah terhadap ketidakadilan.
- Teknohack, terlepas dari tujuannya, lebih sering dihubungkan dengan pelanggaran hukum, terutama jika digunakan untuk keuntungan pribadi atau untuk merusak sistem orang lain.
Contoh Hacktivism yang Menggunakan Teknik Teknohack
Beberapa contoh serangan hacktivism yang juga menggunakan teknik teknohack menunjukkan bagaimana keduanya dapat saling tumpang tindih:
- Serangan DDoS terhadap Pemerintah atau Korporasi Kelompok hacktivist seperti Anonymous telah melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) untuk mematikan situs web lembaga pemerintah atau perusahaan besar sebagai bentuk protes terhadap kebijakan atau tindakan tertentu. Meskipun DDoS adalah teknik yang sering digunakan dalam teknohack, ketika digunakan untuk tujuan politis atau sosial, serangan tersebut masuk dalam kategori hacktivism.
- Defacing Situs Web Para hacktivist juga sering menggunakan teknik peretasan untuk mengubah tampilan atau mengubah konten situs web sebagai bentuk protes. Misalnya, mereka dapat mengubah situs web perusahaan besar untuk menampilkan pesan politik atau sosial sebagai bentuk perlawanan terhadap kebijakan perusahaan tersebut.
- Pencurian Data untuk Tujuan Transparansi Dalam beberapa kasus, hacktivist dapat meretas database untuk mencuri data sensitif dan mempublikasikannya demi transparansi atau untuk mengungkapkan kebobrokan atau ketidakadilan yang dilakukan oleh lembaga atau perusahaan tertentu. Misalnya, data yang mencakup praktik perusahaan yang tidak etis atau kebijakan pemerintah yang merugikan masyarakat.
Kesimpulan
Hacktivism dapat dikategorikan sebagai bentuk teknohack, meskipun keduanya memiliki fokus yang berbeda. Teknohack lebih mengacu pada teknik atau alat yang digunakan dalam peretasan tanpa memperhatikan tujuan peretasan tersebut, sedangkan hacktivism selalu melibatkan tujuan sosial atau politis, yakni untuk memprotes ketidakadilan atau mendukung suatu perubahan dalam masyarakat.
Namun, meskipun keduanya berbagi penggunaan teknik peretasan yang sama, seperti DDoS, defacing, atau pencurian data, perbedaan utama terletak pada motivasi dan tujuan dari serangan tersebut. Oleh karena itu, meskipun hacktivism bisa dianggap sebagai kategori khusus dalam teknohack, tidak semua peretasan yang dilakukan untuk tujuan politis atau sosial masuk dalam definisi teknohack, terutama jika tidak melibatkan teknik eksploitasi sistem atau perangkat lunak.